Almarhum Mbah KH M Yunus Tulungagung pernah
berkata bahwa Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan
adalah seorang Ulama yang sholeh
dan memiliki ilmu tinggi serta sangat luas ilmu agamanya,
namun pembawaannya sangat
bersahaja.
Menurut Mbah Yunus Ulama adalah
pewaris para nabi, tapi tidak semua ulama mampu mengamalkan
ajaran yang telah dibawa oleh Rasulullah saw. Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan dimata
Mbah Yunus merupakan
sosok seorang ulama yang layak menjadi pewaris
para nabi.
Hal ini berdasar
pada kesaksian Mbah Yunus ketika
sedang berkunjung di kediaman Mbah Kyai Hamid.
Suatu ketika Mbah Kyai Hamid mendapat tamu kehormatan. Sebelum
tamunya datang hanya Mbah Yunus yang dipanggil
oleh Mbah Kyai Hamid untuk mendekat ke beliau meskipun
banyak orang yang
hadir disitu. Lalu beberapa saat kemudian tamunya
datang.
Begitu tamunya datang
sang tamu langsung
mengucapkan salam dan ketika berjabatan
tangan tamunya bermaksud
mencium tangan Mbah Kyai Hamid,
namun ditolak oleh Mbah Kyai Hamid, justru
Mbah Kyai Hamid berusaha mencium
tangan tamunya tersebut,
namun ditolak juga oleh tamunya
itu. Akhirnya terjadi
tarik menarik antara
tangan Mbah Kyai
Hamid dan tangan
tamunya, dan kepala
Mbah Kyai Hamid
dan kepala tamunya
saling bersentuhan. Kejadian
itu disaksikan sendiri
oleh Mbah Yunus.
Setelah itu Mbah
Kyai Hamid memperkenalkan kepada
Mbah Yunus bahwa
tamunya itu adalah
Nabi Khidir as.
Melihat peristiwa itu Mbah Yunus berkesimpulan bahwa ilmu yang dimiliki Mbah Kyai Hamid hampir mendekati
ilmunya seorang nabi, meskipun Mbah Kyai Hamid adalah manusia
biasa dan bukan seorang nabi. Dan Mbah Yunus merasa
yakin kalau Mbah Kayai Hamid adalah seorang
ulama yang layak menjadi pewaris
para nabi.
Mbah KH M Yunus adalah
sosok seorang ulama yang kurang
dikenal dan boleh
dibilang sangat tersembunyi
serta menutup rapat
tentang pribadinya. Secara
pribadi beliau memiliki
hubungan persahabatan yang sangat dekat dengan Mbah KH Abdul Hamid Pasuruan
Jawa Timur. Mbah
Yunus sering berkunjung
ke kediaman Mbah Kyai Hamid.
Usia Mbah Yunus lebih muda dari usia Mbah Kyai Hamid. Mbah Kyai Hamid sangat menyayangi
Mbah Yunus dan memanggilnya dengan
sebutan “Gus”.
Ketika Mbah Kyai Hamid meninggal
dunia, saat itu Mbah Yunus sedang bekerja
dirumahnya di desa Majan Tulungagung
Jawa Timur. Tanpa diberi tahu oleh siapapun
tiba-tiba Mbah Yunus merasa sangat
yakin bahwa Mbah Kyai Hamid dipanggil ke Hadirat Ilahi.
Saat itu juga Mbah Yunus langsung bergegas
untuk mandi membersihkan
diri, berganti pakaian
dan berpamitan untuk bertakziah. Begitu
melangkahkan kaki keluar
rumahnya di kabupaten Tulungagung,
atas izin Allah Mbah Yunus langsung sampai
di kediaman Mbah Kyai Hamid di kota Pasuruan
dan jenazah sudah siap diberangkatkan dari rumahnya.
Menurut Mbah Yunus ribuan bahkan
mungkin puluhan ribu orang yang hadir untuk bertakziah saat itu. Karena
padatnya orang sehingga
ketika diberangkatkan jenazah
hanya bisa berjalan
dari tangan ke tangan para jamaah. Namun atas izin Allah Mbah Yunus bisa membuntuti kemanapun
arah jenazah berjalan
tanpa terganggu dengan
berdesak-desakannya orang. Sampai
pada akhirnya jenazah
dimakamkan dan posisi
Mbah Yunus berdiri
tepat disebelah utara liang lahat tanpa ada halangan apapun.
Setelah prosesi pemakaman
selesai Mbah Yunus
membaca do’a sebentar
lalu pulang dan atas izin
Allah langsung sampai
di kediamannya di
Tulungagung. Subhaanallah
Seusai
bertakziah, Mbah Yunus langsung
menuju ke kediaman Mbah KH
Khobir Siroj Mangunsari
Tulungagung dan
memberi kabar tentang meninggalnya Mbah KH
Abdul Hamid Pasuruan.
Besoknya
Mbah Yunus bersama istri ikut
rombongan bertakziah bersama-sama
Mbah KH Khobir Siroj
dengan mengendarai bus.
Mbah KH M Yunus dilahirkan
di desa Majan kecamatan Kedungwaru
kabupaten Tulungagung Jawa Timur, dari keluarga biasa.
Ayahnya bernama Mbah Munajam seorang
guru ngaji, ibunya
bernama Mbah Raulah.
Mbah Munajam adalah
teman dekat Mbah KH R Abdul Fatah
Mangunsari. Mbah Munajam
agamanya sangat kuat, beliau selalu
bermohon kepada Allah agar dikaruniai
keturunan yang sholeh
dan sholehah. Mbah Munajam mempunyai
tujuh orang anak dan salah satunya bernama
Muhammad Yunus.
Disaat kelahiran Mbah Yunus, Mbah KH. R. Abdul Fatah Mangusari Tulungagung
datang dan melihat
telapak tangan si jabang bayi, beliau sangat
terkejut karena garis telapak tangannya
berbentuk lurus dari pangkal telapak
menuju jari tengah.
Dimasa kecil sampai
dewasa, kehidupan Mbah Yunus penuh dengan misteri,
keluarganya sendiri tidak tahu dia berguru kepada
siapa, tidak pernah
mengenyam pendidikan di pesantren, namun penguasaan ilmu agama luar biasa. Mbah Yunus pernah
berkata bahwa beliau
sejak kecil mempunyai
prinsip tidak mau berguru kepada
siapapun kecuali kepada
orang yang benar-benar
berhati ikhlas. Bahkan
meskipun bapaknya sendiri
adalah seorang guru ngaji, beliau
tidak mau belajar
mengaji kepada bapaknya.
Ketika masih muda
kebiasaan beliau sangat
aneh, diantaranya gemar
silaturrohmi ke pondok-pondok
pesantren, silaturrohmi kerumah
Kyai-kyai. Yang beliau
kerjakan terlebih dahulu
menimba air dari
sumur pondok tersebut,
lalu mengisi kolahnya
sampai penuh hingga
airnya tumpah, setelah kolahnya
penuh baru mohon
ijin untuk bertemu
Mbah Kyai minta
barokah do’a lalu pulang.
Dalam kehidupan sehari-hari
Mbah Yunus sejak kecil sangat
berbakti kepada kedua orang tuanya,
disuruh apa saja selalu diturutinya,
tidak pernah berani
membantahnya. Namun kalau urusan mengaji
beliau tergolong susah untuk diarahkan.
Pernah suatu saat Mbah Yunus diajari mengaji
oleh bapaknya, namun beliau tidak mau mangucapkan
sepatah katapun, diam seribu bahasa,
sehingga bapaknya sangat
marah dan Mbah Yunus diusir
dari rumahnya. Akhirnya Mbah Yunus pergi meninggalkan
rumah yang dalam istilah jawa disebut “minggat”. Selama dalam pengembaraannya beliau
terus berdo’a kepada
Allah semoga dipertemukan
dengan guru yang diidamkannya yaitu seorang guru yang berhati
ikhlas.
Menurut keterangan dari Mbah Yunus,
saat itu beliau masih kecil
dan belum dikhitan.
Beliau pergi tidak tahu kemana arahnya dan
berhari-hari lamanya. Akhirnya sampailah beliau
berada ditengah hutan.
Beliau bertemu dengan
seseorang yang usianya
sudah tua dan beliau tidak kenal dengan
orang tersebut. Setelah
bertemu dengan orang
tersebut akhirnya Mbah
Yunus Pulang ke
rumahnya.
Sejak saat itu Mbah Yunus selalu dibimbing
oleh orang tua tersebut tentang
Agama Islam. Beliau
diajarinya tentang aqidah,
tentang iman, tentang
ibadah, beliau diberi
amalan-amalan berupa wirid-wirid
asma’ul Husna dan ayat-ayat suci Al Qur’an.
Disamping itu beliau
mendapat tugas-tugas dari orang tua tersebut berupa
latihan diri atau riyadhoh,
dan dibimbingnya terus
sampai Mbah Yunus berusia
sekitar 50 tahun.
Selama menempuh ilmu,
Mbah Yunus tidak berdiam
diri di suatu tempat
tertentu. Beliau menjalani hidupnya sebagaimana teman sebaya
lainnya.
Ketika masih kecil beliau bermain bersama teman-teman lainnya,
dan ketika sudah dewasa beliau
jalani hidupnya
dengan bekerja keras.
Keluarganya tidak ada
yang tahu kalau
Mbah Yunus sedang menempuh
ilmu dan sedang
dalam bimbingan seseorang,
keluarganya hanya mengetahui
kalau Mbah Yunus
kebiasaannya suka riyadhoh.
Menurut Mbah Yunus,
orang yang membimbingnya itu ketika
memberikan ilmunya selalu disertai
dengan pemberian
tugas-tugas untuk melakukan rayadhoh.
Dan tugas yang terakhir adalah
tugas yang paling
berat. Beliau ditugaskan
untuk belajar tentang
ikhlas selama dua tahun. Beliau
disuruh untuk menjadi
seorang “kere” (orang
fakir), namun tidak boleh merendahkan
martabat keluarga dan tidak boleh meninggalkan syari’at
islam. Tidak boleh membawa bekal,
tidak boleh meminta
kepada siapapun, tidak boleh makan kecuali sesama
“kere” yang memberikan
makan.
Akhirnya Mbah Yunus memutuskan pergi keluar daerah.
Beliau menjalani hidupnya
sebagai seorang “kere”
di Jombang Jawa Timur. Beliau
berkumpul bersama-sama dengan
orang-orang gelandangan. Ketika
malam beliau tidur di teras toko, di stasiun KA, tempat-tempat terbuka.
Untuk makan beliau
menunggu pemberian makanan
dari para “kere”,
ketika orang-orang “kere”
mengais makanan dari tempat sampah
mencari sisa-sisa makanan
dari nasi bungkus
yang dibuang, setelah
mereka makan baru diberikan kepada
Mbah Yunus, atas izin Allah tenaga beliau
menjadi segar dan kuat kembali.
Suatu ketika di malam hari Mbah Yunus tidur di stasiun KA Jombang, disebelah
beliau ada seorang
gelandangan laki-laki yang bajunya kotor,
rambutnya panjang tidak terawat, kakinya
terlihat busuk, namun kata Mbah Yunus orang tersebut baunya
sangat harum dan beliau mendapat
petuah-petuah yang sangat
bernilai dari orang tersebut.
Pernah suatu ketika
Mbah Yunus hendak
melaksanakan shalat, beliau
mampir ke sebuah
masjid berganti pakaian
yang suci lalu berwudlu, setelah
itu melaksanakan shalat.
Seusai shalat beliau
dipanggil oleh Mbah Kyai pemilik
pondok, dipersilahkan mampir
dirumahnya, ditanya oleh Mbah Kyai tentang hal keadaannya, dengan
penuh tawadlu’ beliau
menjawab “dereng wancine
nerangaken Yai (belum
saatnya menjelaskan Kyai)”.
Mbah Yunus menjalani
kehidupan sebagai seorang
“kere” dua tahun lamanya. Sehingga
tubuh beliau terlihat
sangat kurus dan rambut beliau
panjang tidak beraturan.
Namun beliau mendapat
pelajaran yang tak ternilai harganya.
Beliau lakukan itu semua atas perintah orang tua yang membimbingnya. Selama
dalam bimbingan orang tua tersebut
Mbah Yunus dikaruniai
segudang karomah yang tidak mungkin
dijelaskan dalam tulisan
ini. Namun menurut
Mbah Yunus karomah-karomah tersebut
tidak terlalu penting
bagi beliau.
Mbah Yunus tidak tahu siapa sebenarnya orang tua tersebut.
Baru pada suatu ketika orang tersebut dipertemukan
dan diperkenalkan oleh Mbah Kyai Hamid Pasuruan
kepada Mbah Yunus.
Dan menurut Mbah Kyai Hamid orang tersebut
adalah Nabi Khidir
as.
Mbah Yunus dimasa
mudanya seorang pekerja
keras, beliau pernah
berdagang onderdil sepeda
pancal dan dijual
dari pasar satu ke pasar lain dan dari kecamatan
satu ke kecamatan
lain di wilayah
kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri. Beliau
membawa barang dagangannya dengan menggunakan
“obrog/rengkek/bronjong” (keranjang dari anyaman bambu).
Mbah Yunus orangnya
sangat tekun dalam beribadah, kehidupannya selalu
diisi dengan dzikir
kepada Allah. Kegiatan
beliau setiap hari banyak membaca
istighfar, dzikir, tasbih,
tahmid, tahlil, sholawat
nabi dan wirid-wirid
yang semua diambil
dari ayat-ayat suci Al Qur’anul
Karim dan sebagian
besar wiridnya adalah
Asma’ul husna. Beliau
juga selalu berdo’a
untuk kemaslahatan umat, beliau selalu
berdo’a untuk kaum
muslimin baik yang
masih hidup maupun
yang sudah meninggal,
beliau kerjakan ini seusai shalat
magrib sampai sekitar
jam 9 malam secara berjama’ah.
Setelah shalat subuh beliau lakukan
hal yang sama sampai sekitar
jam 6 pagi. Kegiatan ini beliau lakukan
setiap hari secara
istiqomah, rutin sejak masih berusia
muda sampai akhir hayatnya. Do’a Mbah Yunus alhamdulillah mudah
terkabul, sering diijabahi
oleh Allah swt.
“Hai orang-orang yang
beriman, berdzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah,
dzikir yang
sebanyak-banyaknya.”
(QS: Al Ahzab
33:41)
“Dan bertasbihlah
kepada-Nya diwaktu pagi
dan petang.” (QS:
Al Ahzab 33:42)
“Maka bertasbihlah
kepada Allah di waktu
kamu berada di
petang hari dan waktu kamu
berada di waktu
subuh.” (QS: Ar
Ruum 30:17)
“Dan sebutlah
nama Tuhanmu pada
(waktu) pagi dan
petang.” (QS: Al
Insaan 76:25)
“ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu” (QS: Al Baqarah 2:152)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.” (QS: Ar Ra'd 13:28)
“Sebutlah
nama Tuhanmu, dan
beribadatlah kepada-Nya dengan
penuh ketekunan.” (QS:
Al Muzzammil 73:8)
“Supaya kamu sekalian beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan
bertasbih kepada-Nya di
waktu pagi dan
petang.”
(QS: Al Fath 48:9)
Dan kamu
(Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji
Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil
dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam." (QS: Az Zumar 39:75)
“Hanya milik
Allah Asmaa ul
Husna, maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut
Asmaa ul Husna
itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti
mereka akan mendapat
balasan terhadap apa
yang telah mereka
kerjakan.”
(QS: Al A'raaf
7:180)
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. ” (QS: Al
Mu'min 40:60)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal.” (QS:
Ali 'Imran 3:190)
(yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari
siksa neraka” (QS: Ali 'Imran 3:191)
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS: Al Anfaal 8:33)
“Sesungguhnya Allah
dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.”
(QS: Al Ahzab
33:56)
Kebutuhan sehari-hari Mbah Yunus dicukupi
oleh Allah swt. sebagaimana dalam Firman Allah :
“Zakariya
berkata: "Hai Maryam
dari mana kamu memperoleh (makanan)
ini?" Maryam menjawab:
"Makanan itu dari sisi Allah."
Sesungguhnya Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS: Ali
'Imran 3:37)
Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan: "Tuhan
kami ialah Allah"
kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka
malaikat akan turun
kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu
takut dan janganlah
merasa sedih, dan
gembirakanlah mereka dengan
jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu." (QS:
Fushshilat 41:30)
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam
kehidupan dunia dan
akhirat. di dalamnya
kamu memperoleh apa
yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula)
di dalamnya apa
yang kamu minta.” (QS:
Fushshilat 41:31)
“Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan: "Tuhan
kami ialah Allah",
kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak
ada kekhawatiran terhadap
mereka dan mereka
tiada (pula) berduka
cita.”
(QS: Al Ahqaaf
46:13)
“Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya;
sebagai balasan atas
apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS:
Al Ahqaaf 46:14)
Mbah Yunus pernah
berpesan jangan pernah
meninggalkan shalat lima waktu meskipun
dalam kondisi apapun.
Kalaupun hanya mampu dengan duduk,
berbaring, bahkan hanya berkedip sekalipun,
tetap lakukan semampunya.
Karena jika shalat
wajib lima waktu ditinggalkan, apapun
perbuatan baiknya tidak diterima oleh Allah swt.
Ketika bulan Ramadhan
tiba, jangan pernah
meninggalkan puasa, kecuali
jika ada halangan
yang bisa diterima
oleh hukum agama,
karena menurut Mbah Yunus sehari
saja meninggalkan puasa Ramadhan dengan
sengaja tanpa ada alasan yang bisa dibenarkan
oleh agama, maka sehari itu pula nanti di akhirat
akan dibakar api neraka, bahkan
hari di akhirat
lebih panjang dari hari didunia,
dan tidak bisa ditebus dengan
amalan ibadah apapun.
Mbah Yunus menuaikan
ibadah haji tahun 1990. Beliau
melaksanakan ibadah haji berangkat dari Tulungagung. Saat itu dikalangan
para jamaah haji tidak ada yang mengenal
beliau. Namun ketika
berada di Madinah,
kata Mbah Yunus Imam Besar Masjid Nabawi
secara khusus menemui
beliau dan mengadakan
pembicaran empat mata. Ketika berziarah
di makam Rasulullah
saw. atas izin Allah beliau
berkesempatan masuk kedalam
ruangan makam tanpa diketahui pihak keamanan kerajaan
Arab Saudi. Mbah Yunus selama
berada di Arab Saudi mampu berkomunikasi dengan
siapapun dengan menggunakan
berbagai macam bahasa
dari seluruh negara
didunia. Subhaanallah
Mbah Yunus melaksanakan
ibadah haji secara
berjamaah sesuai jadwal
yang ditentukan Kementerian
Agama hanya sekali
selama hidupnya. Namun setiap tahun hampir selalu
ada orang yang datang ke kediaman beliau
bermaksud hormat haji, dan justru
mereka yang baru saja datang
dari tanah suci melaksanakan ibadah
haji. Katanya mereka
di Arab Saudi bertemu dengan
Mbah Yunus dan melaksanakan ibadah
haji bersama-sama dengan
beliau. Padahal selama
musim haji beliau
selalu berada di kediamannya dan melakukan kegiatan
sebagaimana biasanya. Wallahu
a’lam
Pada saat peristiwa G30S/PKI/1965, ada peristiwa
yang
menarik perhatian dimana para anggota
PKI mengadakan acara
ketoprak yang bertempat
di Balai Rakyat
kabupaten Tulungagung. Acara
ini diberi judul “Matine Gusti Allah (Meninggalnya Tuhan Allah)”. Seluruh
keluarga besar NU
terutama para Anggota Anshor
sangat marah, Balai Rakyat akan
diserang, namun sementara
dicegah oleh Mbah KH Mustaqim. Beliau
memerintahkan salah seorang
anggota Anshor untuk
memanggil pemuda yang berada
didalam masjid Majan
untuk bergabung, ternyata
yang ada didalam
masjid saat itu hanya Mbah Yunus
seorang diri. Akhirnya
Mbah Yunus datang memenuhi
panggilan Mbah KH Mustaqim.
Setelah bertemu, Mbah
KH Mustaqim mempersilahkan kepada
Mbah Yunus untuk
bertindak. Lalu Mbah
Yunus menuju pintu
masuk Balai Rakyat,
beliau hanya memandang
kedalam ruangan dengan
sorot mata yang
tajam. Lalu apa
yang terjadi, kata
Mbah Yunus atas
izin Allah kursi
yang ada didalam
ruangan beterbangan dan orang-orang yang
ada didalam gedung
berusaha menyelamatkan
diri dan acara
akhirnya bubar tanpa
ada pertumpahan darah.
Disamping seorang ulama,
beliau juga seorang
pejuang. Saat masih muda Mbah Yunus terlibat
langsung pada peristiwa
heroic dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik ini. Beliau
ikut berperang di Surabaya 10 Nopember 1945 melawan tentara
sekutu. Beliau memenuhi
himbauan para Kyai untuk berjihad.
Beliau mendapat tugas dari para Kyai untuk merontokkan pesawat
tempur pasukan sekutu
hanya bersenjatakan plinthengan
(ketapel) dan batu kecil yang
diarahkan ke mesin
pesawat.
Menurut Mbah Yunus hidup ini adalah perjuangan.
Berjuang melatih diri untuk mencari keridhaan Allah,
berjuang untuk keluarga,
untuk orang lain, untuk agama,
dan juga berjuang
untuk membela negara
ketika dibutuhkan.
Seseorang harus berjuang
sesuai tugas dan
profesinya masing-masing. Kata
Mbah Yunus kita harus berjuang
untuk selalu berbuat
baik kepada orang lain terutama
kepada kedua orang
tua dan guru
yang membimbingnya. Karena
berbuat baik terhadap
orang lain itulah
yang akan memberatkan
timbangan amal baik
kita setelah melaksanakan
ibadah yang wajib.
Seseorang yang sudah menikah harus bejuang demi keluarga dan bertanggungjawab terhadap
keluarganya. Bagi yang belum berkeluarga
hendaknya waktunya dihabiskan
untuk menuntut ilmu, baik ilmu dunia maupun
ilmu akhirat. Ketika
sudah mampu dianjurkan
secepatnya untuk menikah.
“Dan orang-orang
yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang
berbuat baik.”
(QS: Al 'Ankabuut 29:69)
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta
dan jiwa mereka
pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS: Al Hujuraat 49:15)
“Tidak
sepatutnya bagi mukminin
itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu
dapat menjaga dirinya.” (QS
: At Taubah 9:122)
“Dan carilah
pada apa yang
telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah
(kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (QS: Al
Qashash 28:77)
“Dan
hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.” (QS: An
Nisaa' 4:9)
Semasa
hidupnya Mbah Yunus orangnya tergolong
sangat unik, karena
setiap petuah-petuahnya, pesan-pesannya maupun
amal-amalan wiridnya tidak boleh dicatat
dan tidak boleh didokumentasikan, cukup didengarkan dan diperhatikan secara
baik-baik. Bagi yang bersedia
mau mengamalkannya dipersilahkan
dan bagi yang tidak mau juga dipersilahkan.
Beliau menghormati semua
orang dari berbagai
kalangan dan berbagai
macam latar belakang,
meskipun berbeda agama
beliau tetap menghormatinya dengan
baik. Terhadap mereka
beliau hanya sebatas
menyampaikan dan bercerita,
urusan keyakinan dan
peribadatan beliau tidak
pernah menyuruh seseorang
untuk mengerjakannya, semua
atas kemauan sendiri
dan dilakukan dengan
ikhlas. Beliau pernah
berpesan dalam beragama
jangan memaksakan kehendak
terhadap orang lain,
karena tidak ada
paksaan dalam beragama.
Dan sampaikanlah dengan
cara bijaksana.
Pernah suatu saat
beliau didatangi satu
keluarga non muslim, katanya
salah satu anggota
keluarganya ada yang
sakit yang tidak
bisa diobati dan
mereka non muslim.
Saat maghrib tiba,
Mbah Yunus shalat
berjamaah di mushala dan
melakukan kegiatan rutin
berupa membaca wirid-wirid
sampai jam 9
malam. Keluarga itu
dipersilahkan untuk beristirahat
di teras mushala dan
tidak disuruh melakukan
ritual apapun. Atas
izin Allah salah
satu anggota keluarga yang
sakit mendapat kesembuhan
dari Allah swt.
Dan keluarga tersebut
akhirnya menyatakan diri
memeluk islam.
Dan katakanlah: "Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (QS: Al Kahfi 18:29)
"Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)”. (QS: Asy Syuura 42:48)
"Aku
menyampaikan amanat-amanat Tuhanku
kepadamu dan aku
hanyalah pemberi nasehat yang
terpercaya bagimu." (QS: Al A'raaf 7:68)
"Dan kewajiban kami tidak
lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas." (QS: Yaasiin 36:17)
"Dan jika Kami perlihatkan
kepadamu sebahagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan
kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya
menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” (QS: Ar Ra'd 13:40)
“Kemudian jika mereka
mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan
diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan
katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang
yang ummi : "Apakah kamu (mau) masuk Islam." Jika
mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika
mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah).
Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
(QS: Ali 'Imran 3:20)
Mbah Yunus tidak punya keturunan,
tidak punya pesantren
dan tidak punya
santri. Tetapi bagi siapapun yang berusaha mendekati
beliau, dianggapnya sebagai
anaknya sendiri meskipun
tidak ada pertalian
darah. Dibimbingnya kearah
kehidupan yang lebih baik, baik kehidupan dunia maupun kehidupan
akhirat. Diajarinya tentang
aqidah, tauhid, iman
dan taqwa.
Beliau mengajarkan untuk
selalu berusaha memurnikan
tauhid. Semua dari
Allah, semua karena
Allah, semua hanya
untuk Allah semata,
dan pada akhirnya
akan kembali kepada
Allah.
Beliau selalu mengajarkan
tentang sabar, syukur,
qona’ah, rendah hati, wara’, selalu
ingat dan selalu
takut kepada Allah dimanapun dan kapanpun, beliau
mengajarkan tentang ikhlas
tanpa pamrih apapun,
beliau mengajarkan untuk
berbakti kepada orang tua
dengan sebaik-baiknya, dan mengajarkan cara berdo’a yang baik. Do’a yang
maqbul adalah do’a
untuk orang tua dan untuk anak
cucunya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang
mulia[850].” (QS: Al Israa'
17:23)
[850].
Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua tidak dlbolehkan
oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka
dengan lebih kasar
daripada itu.
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil." (QS:
Al Israa' 17:24)
Kami perintahkan
kepada manusia supaya
berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya
dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga
apabila dia telah
dewasa dan umurnya
sampai empat puluh
tahun ia berdo’a:
"Ya Tuhanku, tunjukilah
aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang
telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan
supaya aku dapat
berbuat amal yang
saleh yang Engkau
ridhai, berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau
dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang
berserah diri." (QS: Al
Ahqaaf 46:15)
“Mereka itulah orang-orang yang
Kami terima dari
mereka amal yang
baik yang telah
mereka kerjakan dan
Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka,
bersama penghuni-penghuni surga,
sebagai janji yang
benar yang telah
dijanjikan kepada mereka.” (QS:
Al Ahqaaf 46:16)
Dan orang orang
yang berkata: "Ya
Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan
kami sebagai penyenang
hati (kami), dan
jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang
bertakwa.”
(QS: Al-Furqan 25:74)
“Mereka
itulah orang yang dibalasi dengan
martabat yang tinggi
(dalam syurga) karena
kesabaran mereka dan
mereka disambut dengan
penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya,”
(QS: Al-Furqan 25:75)
Beliau sangat sayang
kepada anak-anak asuhnya,
bagi yang bermukim
bersama beliau di
tanggung kehidupannya. Beliau
bimbing ke jalan yang
benar, beliau selalu
memberikan motivasi, harapan,
bimbingan, beliau selalu
berpesan dalam menjalani
hidup ini jangan
berkecil hati, jangan
bersedih hati, jangan
takut, tidak perlu
khawatir, tidak perlu
berdukacita.
Siapapun orangnya asalkan
beriman kepada Allah
dan selalu bertaqwa,
selalu bermohon kepada
Allah dengan do’a
yang benar, kemudian sabar, istiqomah,
dan selalu berusaha
menuntut ilmu, Insya
Allah akan mendapat hidayah
dari Allah, mendapat
pertolongan dari Allah, hidupnya
akan dicukupi,
hidupnya selalu mendapat
perlindungan dari Allah swt.
Karena Allah telah
berjanji dalam hal ini, dan
janji Allah adalah
benar. Orang yang
beriman harus yaqin.
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan
yang mukmin, laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki
dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan
yang berpuasa, laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (QS: Al Ahzab 33:35)
“Dan sesungguhnya
kalau mereka melaksanakan
pelajaran yang diberikan
kepada mereka, tentulah
hal yang demikian
itu lebih baik
bagi mereka dan
lebih menguatkan (iman mereka),” (QS: An
Nisaa' 4:66)
“Dan
pasti Kami tunjuki
mereka kepada jalan
yang lurus.” (QS: An
Nisaa' 4:68)
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS: Al Hadid 57:4)
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila
ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.” (QS: Al
Baqarah 2:186)
“Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan
bagimu”
(QS: Al Mu'min
40:60)
“Hai manusia,
sesungguhnya janji Allah
adalah benar,” (QS:
Faathir 35:5)
“Maka bersabarlah
kamu, karena sesungguhnya janji
Allah itu benar,
dan mohonlah ampunan
untuk dosamu dan
bertasbihlah seraya memuji
Tuhanmu pada waktu
petang dan pagi.” (QS:
Al Mu'min 40:55)
“Dan bersabarlah
dalam menunggu ketetapan
Tuhanmu, maka sesungguhnya
kamu berada dalam
penglihatan Kami, dan bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu
ketika kamu bangun
berdiri.”
(QS: Ath Thuur
52:48)
“Barangsiapa bertaqwa
kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.” (QS: Ath Thalaaq 65:2)
“Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
(QS: Ath Thalaaq 65:3)
Mbah Yunus meninggal
tahun 1997 di
usia 72 th
sebelum terjadi krisis
moneter di Indonesia.
Pemakamannya hampir bersamaan
dengan prosesi pemakaman
Lady Diana Princess
of Wales istri pertama Pangeran
Charles dari Inggris.
Karena beliau kurang dikenal,
maka yang bertakziah
hanya tetangga sekitar
dan para kerabatnya
saja, tidak meluber
seperti meninggalnya ulama
pada umumnya.
Mbah Yunus termasuk
golongan waliyullah atau bukan, wallahu
a’lam. Allah sendiri
yang lebih tahu.
Yang jelas beliau sangat mencintai
Allah, mencintai Rasulullah,
tekun dalam beribadah
kepada Allah, beliau berbakti kepada orang
tuanya
dengan sebaik-baiknya, bahkan beliau rawat
sendiri ibunya
ketika berusia lanjut, saat
makan beliau suapi, saat
mandi beliau mandikan,
saat buang air
beliau bersihkan sendiri
kotorannya.
Beliau
selalu mengajarkan untuk
selalu berbuat baik
kepada Allah, berbuat
baik kepada sesama
manusia, dan juga
alam semesta.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS: Al Anbiyaa' 21:107)
Beliau juga seorang
pejuang dan pernah
berperang untuk mempertahankan kemerdekaan
Republik ini. Beliau
memenuhi himbauan para
Kyai untuk berjihad
membela negeri ini. Beliau ikut
menyelamatkan negeri ini
dari rongrongan PKI
tanpa melalui pertumpahan
darah.
Beliau sangat menghormati
para ulama terutama
terhadap kyai sepuh
generasi diatasnya. Beliau
sangat menghormati Ir. Sukarno
dan para pendiri
bangsa ini, dan
juga para syuhada’
tanah air, atas
jasa-jasanya beliau selalu
mendo’akannya. Beliau pernah
berkata bahwa para
ulama punya peran
besar dalam penyusunan
konsep tentang Pancasila
yang menjadi dasar
Negara Republik Indonesia.
Beliau mencintai negeri
ini, karena menurut beliau banyak wali-wali
Allah dilahirkan di negeri
ini. Dan semoga
akan tetap ada
wali-wali Allah yang
lahir di negeri ini.
Untuk itu beliau selalu
menganjurkan kepada
setiap orang mu’min
baik laki-laki maupun
perempuan untuk selalu
mendo’akan anak cucunya.
“Ya Tuhanku,
jadikanlah aku dan
anak cucuku orang-orang
yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan
kami, perkenankanlah doaku.” (QS: Ibrahim 14:40)
"Ya
Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan
kami sebagai penyenang
hati (kami), dan
jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang
bertakwa.”
(QS: Al-Furqan 25:74)
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang
tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang
tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan
tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.” (QS: Al Baqarah 2:128)
(Ingatlah),
ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat
(di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS: Ali
'Imran 3:35)
Maka tatkala
isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya
aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang
dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya
serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang
terkutuk." (QS: Ali
'Imran 3:36)
“Maka Tuhannya
menerimanya (sebagai nazar)
dengan penerimaan yang
baik, dan mendidiknya
dengan pendidikan yang
baik dan Allah
menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap
Zakariya masuk untuk
menemui Maryam di
mihrab, ia dapati
makanan di sisinya.
Zakariya berkata: "Hai
Maryam dari mana
kamu memperoleh (makanan)
ini?" Maryam menjawab:
"Makanan itu dari
sisi Allah." Sesungguhnya
Allah memberi rezeki
kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS: Ali
'Imran 3:37)
Beliau selalu
berdo’a untuk kemaslahatan
umat,
beliau selalu berdo’a untuk kaum muslimin baik yang masih
hidup maupun yang sudah
meninggal, dan
itu selalu beliau
lakukan setiap hari
secara istiqomah sampai
akhir hayatnya.
Beliau adalah seorang
manusia hamba Allah yang hidupnya
sangat bermanfaat untuk orang lain.
Dan beliau tidak
pernah menyatakan dirinya
seorang wali. Beliau
hanya mengatakan selama
hidupnya selalu takut
kepada Allah, karena
tidak tahu akhir
hayatnya akan bagaimana.
Dan Insya Allah
beliau meninggal secara
khusnul khotimah, karena
menjelang ajal beliau
terus menyebut nama
Allah sampai nafas
terakhir.
(yaitu) orang-orang yang
diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
malaikat dengan mengatakan
(kepada mereka): "Salaamun'alaikum,
masuklah kamu ke
dalam syurga itu disebabkan apa
yang telah kamu
kerjakan." (QS: An Nahl 16:32)
“Hai jiwa
yang tenang.” (QS: Al Fajr 89:27)
“Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.”
(QS: Al
Fajr 89:28)
“Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,” (QS: Al Fajr 89:29)
“masuklah
ke dalam syurga-Ku.” (QS: Al Fajr 89:30)
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan
mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk.” (QS: Al Bayyinah
98:7)
“Balasan mereka
di sisi Tuhan
mereka ialah syurga
'Adn yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun
ridha kepadaNya. Yang
demikian itu adalah
(balasan) bagi orang
yang takut kepada
Tuhannya.”
(QS: Al Bayyinah
98:8)
Foto ini diambil
satu minggu sebelum Mbah Yunus dipanggil
ke Hadirat Ilahi.
Mbah Yunus pernah
mengingatkan, kalau menuntut
ilmu sebaiknya minta
bimbingan para ulama,
dan seorang ulama
tidak harus sakti.
Menurut Mbah Yunus
dalam menilai seorang
ulama jangan hanya
melihat dari kesaktiannya
saja. Karena banyak
diantara wali-wali Allah
yang tidak memiliki
kesaktian apapun.
Kata Mbah Yunus
kita harus bisa
membedakan antara ulama
yang tergolong awliya’ Allah
dan ulama sakti
yang dalam istilah
jawa disebut “jadhug”
namun mengabaikan pelaksanaan
syari’at islam. Kita
harus berhati-hati dan
waspada, meskipun tidak
boleh berburuk sangka
kepada siapapun. Agar
kita tidak tersesat
dan tertipu dengan
kesaktian seseorang.
“Dan bahwasanya
ada beberapa orang
laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki
di antara jin,
maka jin-jin itu
menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan.” (QS: Al Jin 72:6)
“Dan
mereka (orang-orang musyrik)
menjadikan jin itu
sekutu bagi Allah,
padahal Allah-lah yang
menciptakan jin-jin itu,” (QS: Al
An'aam 6:100)
“Sesungguhnya penolong kamu
hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang yang beriman, yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS: Al Maa'idah 5:55)
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada
Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan
diberi rahmat oleh
Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS: At Taubah 9:71)
“Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah
itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.”
(QS: Yunus 10:62)
“(Yaitu) orang-orang
yang beriman dan
mereka selalu bertakwa.”
(QS: Yunus 10:63)
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman
ialah mereka yang
bila disebut nama
Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya, bertambahlah
iman mereka (karenanya),
dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.”
(QS: Al Anfaal
8:2)
“(yaitu) orang-orang
yang mendirikan shalat
dan yang menafkahkan
sebagian dari rezki
yang Kami berikan
kepada mereka.” (QS:
Al Anfaal 8:3)
“Itulah orang-orang
yang beriman dengan
sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi
Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat)
yang mulia.” (QS:
Al Anfaal 8:4)
“Sesungguhnya orang
yang paling mulia
diantara kamu disisi
Allah ialah orang
yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal” (QS: Al
Hujuraat 49:13)
“(Yaitu)
orang-orang yang menjauhi
dosa-dosa besar dan
perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil.
Sesungguhnya Tuhanmu maha
luas ampunanNya. Dan
Dia lebih mengetahui
(tentang keadaan)mu ketika
Dia menjadikan kamu
dari tanah dan
ketika kamu masih
janin dalam perut
ibumu; maka janganlah
kamu mengatakan dirimu
suci. Dialah yang
paling mengetahui tentang
orang yang bertakwa” (QS: An
Najm 53:32)
“Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah
timur dan barat
itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta, dan
(memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat, dan
orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar
(imannya), dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.”
(QS: Al Baqarah
2:177)
Dan beliau berpesan
jangan pernah mengejar
kesaktian, apapun istilahnya
baik kesaktian atau
karomah. Karena Kesaktian-kesaktian atau
yang disebut karomah
yang diberikan kepada
seseorang hanya berlaku
didunia saja dan
tidak akan membantunya
di akhirat nanti.
Meskipun sangat sulit
untuk menilai derajat
seseorang, asalkan kita berpedoman pada
Al Qur’an dan
Sunah Rasul, Insya
Allah kita akan
mendapat petunjuk dari
Allah swt. Karena
menurut Mbah Yunus
Al Qur’an adalah
sumber ilmu yang
paling sempurna. Semua
ilmu bersumber dari
Al Qur’an. Untuk
itu kita harus
selalu membaca dan
belajar Al Qur’an
sampai akhir hayat
kita.
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada
hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya,” (QS: Al Kahfi 18:1)
[871]. tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.
Katakanlah: “Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula)."(QS: Al Kahfi 18:109)
“Kami akan memperlihatkan kepada
mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,
hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah
benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu ?.” (QS: Fushshilat 41:53)
“Sesungguhnya Al-Quran
ini adalah bacaan
yang sangat mulia,” (QS: Al
Waaqi'ah 56:77)
“Pada kitab yang terpelihara
(Lauhul Mahfuzh),” (QS: Al Waaqi'ah 56:78)
“Tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang disucikan.” (QS: Al Waaqi'ah 56:79)
“Diturunkan dari Tuhan semesta
alam.” (QS: Al
Waaqi'ah 56:80)
“Maka apakah
kamu menganggap remeh saja Al-Quran
ini?” (QS: Al
Waaqi'ah 56:81)
“Dan apabila dibacakan
Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS: Al A'raaf 7:204)
“Dan apabila
mereka mendengarkan
apa yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat
mata mereka
mencucurkan
air mata disebabkan kebenaran
(Al Quran)
yang telah mereka
ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri), seraya berkata:
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama
orang-orang
yang
menjadi saksi (atas kebenaran
Al Quran
dan
kenabian
Muhammad s.a.w.).” (QS: Al Maa'idah 5:83)
“Allah telah menurunkan
perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi
tenang kulit dan hati mereka
di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk
Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang
pemimpinpun.” (QS: Az Zumar 39:23)
“Dan Kami
turunkan dari Al Quran
suatu yang menjadi
penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran
itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian.”
(QS: Al Israa' 17:82)
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran
ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami
buat untuk manusia supaya mereka
berfikir.” (QS: Al Hasyr 59:21)
“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah
agar
kamu
diberi
rahmat.” (QS: Al
An'aam 6:155)
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat
yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu[1156]. Dan tidak ada yang mengingkari
ayat-ayat Kami kecuali
orang-orang yang zalim.” (QS: Al 'Ankabuut 29:49)
[1156]. Maksudnya:
ayat-ayat Al Quran itu terpelihara
dalam dada dengan
dihafal oleh banyak
kaum muslimin turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga
tidak ada seorangpun
yang dapat mengubahnya.
“dan berjihadlah
terhadap mereka dengan
Al Quran dengan
jihad yang besar.” (QS: Al Furqaan 25:52)
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa,” (QS: Al Baqarah
2:2)
“(yaitu) mereka
yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat,
dan menafkahkan sebahagian
rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka,” (QS: Al Baqarah 2:3)
“dan mereka
yang beriman kepada
Kitab (Al Quran)
yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab
yang telah diturunkan
sebelummu, serta mereka
yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat” (QS: Al Baqarah
2:4)
“Mereka itulah
yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang
yang beruntung” (QS: Al Baqarah
2:5)
“Dan
pasti Kami tunjuki
mereka kepada jalan
yang lurus.” (QS: An Nisaa'
4:68)
“Dan barangsiapa
yang mentaati Allah
dan Rasul(Nya), mereka
itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh
Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiiqiin [314], orang-orang
yang mati syahid,
dan orang-orang saleh.
Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.” (QS: An
Nisaa' 4:69)
[314]. Ialah:
orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada
kebenaran Rasul, dan inilah orang-orang
yang dianugerahi nikmat
sebagaimana yang tersebut
dalam surat Al Faatihah ayat 7.
“Sesungguhnya orang-orang
yang selalu membaca
kitab Allah dan mendirikan shalat
dan menafkahkan sebahagian
dari rezki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi,” (QS: Faathir 35:29)
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa
apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.” (QS: Al Baqarah
2:186)
“Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan
bagimu”
(QS: Al Mu'min
40:60)
“Hai manusia,
sesungguhnya janji Allah adalah benar,” (QS: Faathir 35:5)
“Maka bersabarlah
kamu, karena sesungguhnya janji
Allah itu benar,
dan mohonlah ampunan
untuk dosamu dan
bertasbihlah seraya memuji
Tuhanmu pada waktu
petang dan pagi.” (QS: Al Mu'min
40:55)
“Dan bersabarlah
dalam menunggu ketetapan
Tuhanmu, maka sesungguhnya
kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu
ketika kamu bangun
berdiri.”
(QS: Ath Thuur 52:48)
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang
yang sabar dan tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang
yang mempunyai keuntungan
yang besar.” (QS: Fushshilat 41:35)
“Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat
dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS: Thaahaa 20:132)
“Ya Tuhanku,
jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang tetap mendirikan shalat,
ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS: Ibrahim 14:40)
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku
dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS: Ibrahim 14:41)
“Dan orang-oranng
yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka
dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun
dari pahala amal mereka. Tiap-tiap
manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya.” (QS: Ath
Thuur 52:21)
“Dan orang-orang
yang sabar karena
mencari keridhaan Tuhannya,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rezki yang Kami berikan kepada
mereka, secara sembunyi
atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang-orang
itulah yang mendapat
tempat kesudahan (yang baik),” (QS: Ar Ra'd 13:22)
“(yaitu) syurga
'Adn yang mereka
masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang
yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat
mereka dari semua pintu.” (QS: Ar Ra'd 13:23)
“Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu
dari api neraka
yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS: At
Tahrim 66:6)
“Hai orang-orang
yang beriman, berzdikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS: Al Ahzab
33:41)
“Dan bertasbihlah kepada-Nya
diwaktu pagi dan petang.” (QS: Al Ahzab
33:42)
“Sebutlah nama Tuhanmu,
dan beribadatlah kepada-Nya
dengan penuh ketekunan.” (QS: Al Muzzammil
73:8)
“Hanya milik Allah Asmaa ul Husna,
maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut Asmaa ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan
terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.”
(QS: Al A'raaf
7:180)
“Dan di antara orang-orang
yang Kami ciptakan
ada umat yang memberi petunjuk
dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka
menjalankan keadilan.” (QS: Al A'raaf
7:181)
“Dan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat
Kami, nanti Kami akan menarik
mereka dengan berangasur-angsur (ke arah kebinasaan),
dengan cara yang tidak mereka
ketahui.”
(QS: Al A'raaf
7:182)
“Dan Aku memberi tangguh
kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku amat teguh.” (QS: Al A'raaf
7:183)
“Apakah
kamu tidak memperhatikan
orang yang menganggap
dirinya bersih?. Sebenarnya
Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.” (QS: An
Nisaa' 4:49)
“Perhatikanlah, betapakah
mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah?
Dan cukuplah perbuatan
itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).” (QS: An
Nisaa' 4:50)
“Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya?"” (QS: Al
Kahfi 18:103)
“Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedangkan
mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.”
(QS: Al
Kahfi 18:104)
“Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat
Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah
amalan- amalan mereka,
dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka
pada hari kiamat.” (QS: Al
Kahfi 18:105)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka
di dunia itu tidak akan dirugikan.” (QS: Huud 11:15)
“Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh
di akhirat, kecuali
neraka dan lenyaplah
di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: Huud 11:16)
“Kemudian mereka
(pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah
belah menjadi beberapa
pecahan. Tiap-tiap golongan
merasa bangga dengan
apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (QS: Al Mu'minuun 23:53)
“Maka biarkanlah
mereka dalam kesesatannya
sampai suatu waktu.” (QS: Al Mu'minuun 23:54)
“Dengan kembali
bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya
serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah,” (QS: Ar
Ruum 30:31)
“Yaitu
orang-orang yang memecah-belah
agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga
dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS: Ar
Ruum 30:32)
“Dan jika kamu menuruti
kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah.
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah).” (QS: Al
An'aam 6:116)
“Dan bahwasanya
ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin
itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS: Al Jin 72:6)
“Dan
mereka (orang-orang musyrik)
menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal
Allah-lah yang menciptakan
jin-jin itu,” (QS: Al
An'aam 6:100)
“bahkan mereka telah menyembah jin;
kebanyakan mereka beriman
kepada jin itu.” (QS: Saba' 34:41)
“Dan
orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah,
Allah mengawasi (perbuatan)
mereka; dan kamu (ya Muhammad)
bukanlah orang yang diserahi mengawasi
mereka.”
(QS: Asy Syuura
42:6)
“Dan
sesungguhnya Kami jadikan
untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk
mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang
yang lalai.” (QS: Al
A'raaf 7:179)
“Wahai
orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan
?”
(QS: Ash
Shaff 61:2)
“Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.” (QS: Ash
Shaff 61:3)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu
ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan
Nabi dan orang-orang
mukmin yang bersama
dia, sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil
mereka mengatakan:
"Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya
kami dan ampunilah
kami, Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas
segala sesuatu."” (QS: At
Tahrim 66:8)
“Orang-orang yang mengerjakan kejahatan,
kemudian bertaubat sesudah
itu dan beriman;
sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat
yang disertai dengan
iman itu adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al
A'raaf 7:153)
Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS: Ali
'Imran 3:31)
“Hai orang-orang
yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran)
dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS: An Nisaa'
4:59)
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan
yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS: Al Ahzab 33:21)
Katakanlah: Sesungguhnya
aku ini manusia
biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa."
Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada
Tuhannya. (QS: Al Kahfi 18:110)
“Sesungguhnya orang-orang
yang membenarkan (Allah
dan Rasul- Nya) baik laki-laki
maupun perempuan dan meminjamkan kepada
Allah pinjaman yang baik, niscaya
akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada
mereka; dan bagi mereka pahala
yang banyak.” (QS: Al
Hadiid 57:18)
“Supaya Dia memasukkan orang-orang
mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya
dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka.
Dan yang demikian
itu adalah keberuntungan
yang besar di sisi Allah,” (QS: Al
Fath 48:5)
“Sesungguhnya laki-laki
dan perempuan yang muslim, laki-laki
dan perempuan yang mukmin, laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki
dan perempuan yang benar, laki-laki
dan perempuan yang sabar, laki-laki
dan perempuan yang khusyuk, laki-laki
dan perempuan yang bersedekah, laki-laki
dan perempuan yang berpuasa, laki-laki
dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut
(nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (QS: Al
Ahzab 33:35)
“Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama
Islam.” (QS: Ali 'Imran 3:102)
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka
itu adalah sebaik-baik
makhluk.”
(QS: Al Bayyinah
98:7)
“Balasan mereka
di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun
ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan)
bagi orang yang takut kepada
Tuhannya.”
(QS: Al Bayyinah
98:8)
"Segala puji bagi
Allah yang telah
menunjuki kami kepada
(surga) ini. Dan
kami sekali-kali tidak akan
mendapat petunjuk kalau Allah
tidak memberi kami petunjuk.
Sesungguhnya telah datang
rasul-rasul Tuhan kami,
membawa kebenaran." (QS: Al A'raaf 7:43)
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Al A'raaf 7:23)
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS: Ali 'Imran 3:8)
"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah
pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS: Ali 'Imran 3:147)
"Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir." (QS:
Al
Baqarah 2:286)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru
kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun
beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari
kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
banyak berbakti.
(QS: Ali 'Imran 3:193)
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman,
maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS: Ali 'Imran 3:16)
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah
kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling
Baik.”
(QS: Al Mu'minuun 23:109)
“Ya Tuhan
kami, beri ampunlah
aku dan kedua
ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin
pada hari terjadinya
hisab (hari kiamat)." (QS: Ibrahim 14:41)
"Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami
bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada
Engkaulah kami kembali.”
(QS: Al Mumtahanah 60:4)
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS: Al Baqarah 2:127)
“Ya Tuhanku,
jadikanlah aku dan
anak cucuku orang-orang
yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan
kami, perkenankanlah doaku.” (QS: Ibrahim 14:40)
"Ya
Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan
kami sebagai penyenang
hati (kami), dan
jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang
bertakwa.”
(QS: Al-Furqan 25:74)
"Ya
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.” (QS: Al Baqarah 2:128)
"Tunjukilah
kami jalan yang lurus.” (QS: Al Faatihah 1:6)
"(yaitu)
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
(QS: Al Faatihah 1:6)
"Ya Tuhan
kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan
berserah diri (kepada-Mu)." (QS:
Al
A'raaf 7:126)
" Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS: Al Baqarah 2:201)
Mantappp...
BalasHapusSemoga senantiasa ada para wali dari anak atau cucu kita kelak
BalasHapusAmiin...
titanium vs steel: why the best razor blades for a stainless
BalasHapusThe two most titanium mens ring popular blades at the for men in citizen titanium dive watch the Merkur titanium trim hair cutter reviews Double Edge Safety Razor was the Merkur titanium tv apk Progress 2 Double titanium apple watch band Edge Razor